Selasa, 25 Maret 2014

laporan praktikum

  
VEGETASI HUTAN MARAPI
 



  
 1.Dionisius Sabojiat
 2.Eka Putri
 3.Maylia Sari 
 4.Nur Afifah
 5.Rahmat Aziz


JURUSAN ILMU KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PADANG 2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga kami Tim Penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Kehutanan.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa ilmu dan memberi contoh tauladan yang baik untuk umat di dunia dan untuk di akhirat kelak.

Saya menyadari berbagai kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan dalam laporan praktikum ini.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka seraya terlebih dahulu menyampaikan terimakasih, dan saya mengharapkan kritik serta saran dari para bapak/ ibu yang memeriksa laporan ini.

Akhirnya, kepada Allah jualah kami Tim Penulis menyerahkan diri serta memohon taufiq dan hidayah-Nya, semoga laporan praktikum ini bisa dapat bermanfaat.












iiv

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................iiv

DAFTAR ISI...........................................................................1
BAB I.PENDAHULUAN.......................................................2
1.1 Latar Belakang............................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................4
2.1 Vegetasi......................................................................................................4
2.2 Struktur Vegetasi.................................................................................5
2.3.Hutan Marapi......................................................................................6

BAB III.METODE PENELITIAN...............................................................7
3.1. Deskripsi lokasi.........................................................................................7
3.2 Waktu dan Tempat..............................................................................7
3.3 Alat dan Bahan....................................................................................7
3.3. Cara Kerja..........................................................................................7

BAB IV.HASIL DAN ANALISIS.................................................................8
4.1.Hasil.........................................................................................     .............9
4.2.Analisis......................................................................................................10
BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN........................................................11
5.1 Kesimpulan...............................................................................................11
5.2 Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12


 Padang,23 November 2013


Tim Penulis






1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hingga paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur.Indonesia juga merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas (Heriyanto dan Garsetiasih, 2004).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1994 menyatakan bahwapotensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya tersebut perlu dikembangkan dandimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasisumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga tercapai keseimbangan antaraperlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari. Keanekaragaman spesies,ekosistem dan sumberdaya genetik semakin menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Perkiraan tingkat kepunahan spesies di seluruh dunia berkisar antara 100.000 setiap tahun, atau beberapa ratus setiap hari.Kepunahan akibat beberapa jenis tekanan dan kegiatan, terutama kerusakan habitat pada lingkungan alam yang kaya dengankeanekaragam hayati, seperti hutan hujan tropik dataran rendah. Bahkan dalam kurun waktudua setengah abad yang akan datang diperkirakan sebanyak 25% kehidupan akan hilang daripermukaan bumi. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengarah padakerusakan habitat maupun pengalihan fungsi lahan. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkankarena kita ketahui keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai penyediabahan makanan, obat-obatan dan berbagai komoditi lain penghasil devisa negara, jugaberperan dalam melindungi sumber air, tanah serta berperan sebagai paru-paru dunia dan menjaga kestabilan lingkungan (Budiman, 2004).



2
Kepunahan keanekaragaman hayati sebagian besar karena ulah manusia.Kepunahan oleh alam, berdasarkan catatan para ahli hanya sekitar 9% dari seluruh keanekaragamanhayati yang ada dalam kurun waktu sejuta tahun.Saat ini, kepunahan keanekaragaman hayati di daerah tropis akibat ulah manusia mencapai 1.000 sampai 10.000 kali laju kepunahan yang terjadi secara alami (Alikodra dan Syaukani, 2004 dalam Widhiastuti, 2008).

Dalam mencegah berbagai masalah- masalah negatif yang disebabkan oleh manusia atau yang lainnya tersebut perlu adanya pemanfaatan ekologi tumbuhan di seluruh indonesia, atau penelitian hutan – hutan, tanaman masa kini, tanaman masa lampau dan tanaman masa akan datang, itu perlu di teliti dan di data secara statistik berupa vitalitas, prioditas dan stratifikasi.

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada.

Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.

1.2 Tujuan
Mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) di Hutan Marapi








3
BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vegetasi
           
Vegetasi merupakan unsur yang dominan yang mampu berfungsi sebagai pembentuk ruang, pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi tanah dan sebagainya. Vegetasi dapat menghadirkan estetika tertentu yang alamiah dari garis, bentuk, warna, dan tekstur yang ada dari tajuk, daun, batang, cabang, kulit batang, akar, bunga, buah maupun aroma yang ditimbulkan dari daun, bunga maupun buahnya (Rochman, 2005).
Kimball (2005) menyatakan bahwa hutan hujan tropis mencapai perkembangan sepenuhnya pada bagian belahan bumi sebelah barat dan mencapai perkembangan sepenuhnya di bagian tengah dan selatan,sangat beragam spesiesnya. Disana, jarang dijumpai dua pohon dari spesies yang sama tumbuh berdekatan.vegetasinya sedemikian rapat sehingga cahaya sangat sedikit yang sampai ke dasar hutan.

Wilayah hutan hujan tropis mencakup ± 30% dari luas permukaan bumi dan terdapat mulai dari Amerika Selatan, bagian tengah dari benua Afrika, sebagian anak benua India, sebagian besar wilayah Asia Selatan dan wilayah Asia Tenggra, gugusan kepulauan di samudra Pasifik, dan sebagian kecil wilayah Australia. Pada umumnya wilayah hutan hujan tropis dicirikan oleh adanya 2 musim dengan perbedaan yang jelas, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Ciri lainnya adalah suhu dan kelembaban udara yang tinggi, demikian juga dengan curah hujan, sedangkan hujan merata sepanjang tahun (Ewusie, 1980).
Menurut Soedjiran et all (1993) hutan hujan tropis (tropical rain forest) terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, seperti di Amerika tengah dan selatan, Asia tenggara, Indonesia dan Australia timur laut. Dalam hutan ini pohon-pohonnya tinggi dan pada umumnya berdaun lebar dan selalu hijau, jumlah jenis besar. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat berkayu liana yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi dan epifit. Hutan ini kaya akan jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata.








4
Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam, yaitu metode dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara metode jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan) dalam kegiatan-kegiatan penelitian di bidang ekologi hutan seperti halnya pada bidang-bidang ilmu lainnya yang bersangkut paut dengan Sumber Daya Alam (Latifah, 2005).

2.2 Struktur Vegetasi

Struktur vegetasi merupakan susunan anggota komunitas vegetasi pada suatu area yang dapat dinilai dari tingkat densitas (kerapatan) individu dan diversitas (keanekaragaman) jenis. Komposisi dan struktur suatu vegetasi merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti : flora setempat, habitat, (iklim,tanah dan lain-lain), waktu dan kesempatan. Komposisi dan struktur vegetasi tumbuhan tidak dapat dilepaskan dari pentingnya mengetahui air tanah dan ketersediaan air tanah bagi tumbuhan di sekitarnya. Ketersediaan air dalam tanah ditentukan oleh kemampuan partikel tanah memegang air. Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat dalam ruang-ruang antar butir tanah yang membentuknya.

Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembentukan tanaman. Melalui profil, kedalaman air dapat diduga berdasarkan tinggi, maka air tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar lainnya. Kedalaman muka air tanah yang dimaksud adalah kedalaman muka priotik yaitu kedalaman muka air tanah sumur-sumur gali yang ada (Kusumawati, 2008).









5
Penyelamatan fungsi hutan dan perlindunganya sudah saatnya menjadi tumpuan harapan bagi kelangsungan jasa produksi ataupun lingkungan untuk menjawab kebutuhan mahkluk hidup Mengingat tinggi dan pentingya nilai hutan, maka upaya pelestarian hutan wajib dilakukan apapapun konsekuensi yang harus dihadapi, karena sebetulnya peningkatan produktivitas dan pelestarian serta perlindungan hutan sebenarnya mempunyai tujuan jangka panjang. Produktivitas tegakan ataupun ekosistem hutan Perlindungan dan aspek kesehatan hutan sebagai mata rantai pemeliharaan (Marsono, 2004).

Perlindungan dan aspek kesehatan hutan sebagai mata rantai pemeliharaan atau pembinaan hutan harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam satu kesatuan pengelolaan hutan dalam rangka melindungi hutan berikut komponen yang ada didalamnya dari berbagai macam faktor penyebab kerusakan. Hutan jika ditinjau dari aspek kesehatannya terbagi atas tiga komponen yakni dari sisi pemanfaatan yakni pada tegakkan hutan, lingkungan yakni terhadap sebuah komunitas dan kesehatan ekosistem yang lebih menjurus pada landscape (Marsono, 2004).

2.3.Hutan Marapi
Marapi merupakan sebuah gunung berapi yang terletak diantara wilayah Kabupaten Agam,Kabupaten Tanah Datar dan Kota Madya Padang Panjang, Sumatera Barat., di pulauSumatera, Indonesia, iaitu berhampiran bandar Bukittinggi. Ketinggian gunung ini 2,891 meter dan luas kawasan Kabupaten Agam adalah 9600 m sedangkan Kabupaten Tanah Datar adalah 5600 m.Hutan ini tergolong Hutan Gunung yang berada di Gunung Marapi,gunung ini tergolong sebagai gunung yang paling aktif di Sumatra.
Gunung Marapi mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas,
hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.








6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi lokasi
Hutan Marapi berada diantara wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Madya Padang Panjang, Sumatera Barat. Luas kawasan Kabupaten Agam adalah 9600 m sedangkan Kabupaten Tanah Datar adalah 5600 m.

3.2 Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah pengantar ilmu kehutanan ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal    : Kamis,7 November 2013
Waktu             : 11.00 Wib
Tempat            : Gunung Marapi di Kabupaten Agam,Kabupaten Tanah Datar Kota
            Madya Padang Panjang,Sumatera Barat,Indonesia.

3.3 Alat dan Bahan
·           Buku
·           Pena
·           Pensil
·           Meteran
·           Pisau

3.3. Cara Kerja

1.      Mengidentifikasikan jenis , jumlah serta mengukur diameter ( DBH) dan tinggi untuk tingkat tiang batang,bentuk daun,kulit batang pada pohon. Pertama-tama diukur diameter pohon,tinggi dengan cara mengukur dengan meteran.Setelah itu mengidentifikasikan daun dan kulit pada pohon tersebut.
2.      mengidentifikasikan jenis dan habitat hewan.





7
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1.Hasil

1.      Tumbuhan(flora)
a.         Nama pohon                     : Pinus (Pinus mercusii)
Tinggi                               : ±12 m
Diameter                          : 163 m
Bentuk Daun                    : Jarum (Aciculuar)
Kulit Batang                    : Berlekah

b.      Nama Pohon                    : Bayur (Pterospermum javanicum
Tinggi                               : ±10 m
Diameter                          : 151 m
Bentuk Daun                    : Bulat Lonjong (Oval)
Kulit Batang                    : Licin

2.      Hewan (fauna)

a.       Nama Hewan                    : Monyet (Macaca fascicularis)
Warna                                : Hitam Ekor panjang
Habitat                              : Pepohonan sekitar kawasan Hutan Marapi.

b.      Nama Hewan                    : Kupu-Kupu (Rhopalocera)
Warna                                : kuning
Habitat                              : Semak dan pepohonan sekitar kawasan Hutan
  Marapi.

c.       Nama Hewan                    : Laba-laba (Araneus diadematus)
Warna                                : Hitam
Habitat                              : Semak dan pepohonan sekitar kawasan Hutan Marapi.

d.      Nama Hewan                    : Pacet (Haemodipsa Zeylanica)
Warna                                : Hitam kecoklatan.
Habitat                              : Tanah dan didaun.






8
4.2.Analisis

            Marapi merupakan sebuah gunung berapi yang terletak diantara wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Madya Padang Panjang, Sumatera Barat, di pulau Sumatera, Indonesia, yaitu berhampiran bandar Bukittinggi. Ketinggian gunung ini 2,891 meter dan luas kawasan Kabupaten Agam adalah 9600 m sedangkan Kabupaten Tanah Datar adalah 5600 m. Hutan ini tergolong Hutan Gunung yang berada di Gunung Marapi, gunung ini tergolong sebagai gunung yang paling aktif di Sumatera.
Gunung Marapi mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Pada tanggal 7 November 2013 tepatnya Pukul 09:30 Wib,tim penulis tiba di pos pemantau KSDA Gunung Marapi.Setelah istirahat sejenak,pendakianpun dimulai pada Pukul 10:10 Wib dengan dilepaskan oleh Kepala BKSDA, Kapolsek,Kepala Kodim, dan Pak Camat Koto Baru, Padang Panjang berserta jajarannya.

Dari pos pemantau, perjalanan dari Km 1 menuju ke-Km 2,selanjutnya mulai masuk ke dalam hutan pinus, menyeberangi jembatan bambu menuju pesanggrahan di ketinggian 1550 Mdpl. Medan yang dilalui masih landai dengan jarak tempuh hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Dari pesanggrahan kemudian perjalanan dilanjutkan menuju cadas di ketinggian 2500 mdpl. Waktu tempuh pendakian dapat memakan waktu sekitar empat jam, melewati medan yang mulai menanjak dengan vegetasi hutan primer dan sekunder. Dan Tim Penulis menemukan tumbuhan semak-semak, paku-pakuan, pepohonan seperti bayur, pinus,dan sebagainya dan fauna berupa monyet (Macacafascicularis), kupu-kupu (Rhopalocera), laba-laba (Araneus diadematus),dan pacet (Haemodipsa Zeylanica).Cara kerjanya:
1.      Mengidentifikasikan jenis , jumlah serta mengukur diameter ( DBH) dan tinggi untuk tingkat pohon, tiang dan pancang. Menganalisa  ,bentuk daun, kulit batang pada pohon. Pertama-tama diukur diameter pohon,tinggi dengan cara mengukur dengan meteran.Setelah itu mengidentifikasikan daun dan kulit pada pohon tersebut.





9

2.      Setelah di dapatkan data yang diharapkan pengamat memasukkan data dalam tabel pengamatan.
3.      Jika tidak diketahui jenis spesies maka pengamat meminta bantuan dari tim BKSDA untuk menerangkannya, atau bertanya kepada penduduk local yang ikut serta kegiatan aksi bersih gunung tersebut.

Sempainya di Km 3 Tim penulis diperintahkan untuk kembali ke pos pemantau oleh petugas BKSDA, mengingat gunung marapi sedang waspada dan cuaca tidak mendukung.

           


































10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pemaparan mengenai praktikum pengantar ilmu kehutanan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Jenis hutan yang berada di gunung marapi bagian bawah atau yang berada di KM 1-2 adalah hutan homogen, jenis yang dominan adalah dari jenis pinus.
2.      Kawasan Hutan Gunung Marapi seluas 5600 m untuk wilayah Tanah Datar sedangkan 9600 m untuk wilayah Kabupaten Agam.
3.      Intergrasi dan koordinasi dalam penegmbangan kawasan dan konservasi ini tidak begitu banyak dilakukan tapi telah berusaha untuk melakukannya.
4.      Pengelolaan kawasan konservasi telahb direncanakan dengan rencana jangka panjang menengah dalam pengelolaan kawasan.

5.2 Saran

1.      Penulis mengharapkan untuk melakukan kajian-kajian dan penelitian terus menerus tentang Potensi yang ada untuk dapat dikembangkan serta dimanfaatkan bagi masyarakat banyak.
2.      Hasil pengamatan hutan Marapi yang telah dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada peneliti berikutnya pada umumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini dan semoga laporan studi vegetasi hutan ini dapat diapresiasi. Amin. Marilah kita senantiasa mulai menyayangi diri sendiri yang dapat dimulai dengan menyayangi hutan di Indonesia. Salam konservasi.









11
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahcyber.blogspot.com/LAPORAN PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HAYATI
Kimball. J.W. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, Erlangga,Wibesite Internet
Rochman. 2005. Biologi. Bandung : CV. Pustaka Mulia, Wibesite Internet
 http://pknckualakangsar.blogspot.com/2013/11/gunung-merapi-2891m-sumatera-barat.html/ pusat kokurikulum negeri perak ,diakses:



                       


















12