1.Dionisius Sabojiat
2.Eka Putri
3.Maylia Sari
4.Nur Afifah
5.Rahmat Aziz
JURUSAN ILMU KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PADANG 2013
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PADANG 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga kami Tim Penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Kehutanan.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang membawa ilmu dan memberi contoh tauladan yang baik untuk
umat di dunia dan untuk di akhirat kelak.
Saya menyadari berbagai kelemahan, kekurangan, dan
keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan
dan kekurangan dalam laporan praktikum ini.Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka seraya terlebih dahulu menyampaikan terimakasih, dan saya mengharapkan
kritik serta saran dari para bapak/ ibu yang memeriksa laporan ini.
Akhirnya, kepada Allah jualah kami Tim Penulis menyerahkan
diri serta memohon taufiq dan hidayah-Nya, semoga laporan praktikum ini bisa
dapat bermanfaat.
iiv
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................iiv
DAFTAR
ISI...........................................................................1
BAB I.PENDAHULUAN.......................................................2
1.1 Latar Belakang............................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................4
2.1 Vegetasi......................................................................................................4
2.2 Struktur Vegetasi.................................................................................5
2.3.Hutan
Marapi......................................................................................6
BAB III.METODE PENELITIAN...............................................................7
3.1. Deskripsi
lokasi.........................................................................................7
3.2 Waktu dan Tempat..............................................................................7
3.3 Alat dan
Bahan....................................................................................7
3.3. Cara Kerja..........................................................................................7
BAB
IV.HASIL DAN ANALISIS.................................................................8
4.1.Hasil......................................................................................... .............9
4.2.Analisis......................................................................................................10
BAB
V.KESIMPULAN DAN SARAN........................................................11
5.1
Kesimpulan...............................................................................................11
5.2 Saran.................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................12
Padang,23 November 2013
Tim
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam
penggunaan lahan, mulai dari yang paling ekstensif misalnya agroforestri
kompleks yang menyerupai hutan, hingga paling intensif seperti sistem pertanian
semusim monokultur.Indonesia juga merupakan salah satu negara tropis yang
memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam
delapan negara mega biodiversitas di dunia, baik flora maupun fauna yang
penyebarannya sangat luas (Heriyanto dan Garsetiasih, 2004).
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 18 Tahun 1994 menyatakan bahwapotensi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya tersebut perlu dikembangkan dandimanfaatkan bagi sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasisumberdaya alam hayati dan ekosistemnya,
sehingga tercapai keseimbangan antaraperlindungan, pengawetan dan pemanfaatan
secara lestari. Keanekaragaman spesies,ekosistem dan sumberdaya genetik semakin
menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Perkiraan
tingkat kepunahan spesies di seluruh dunia berkisar antara 100.000 setiap
tahun, atau beberapa ratus setiap hari.Kepunahan akibat beberapa jenis tekanan
dan kegiatan, terutama kerusakan habitat pada lingkungan alam yang kaya
dengankeanekaragam hayati, seperti hutan hujan tropik dataran rendah. Bahkan
dalam kurun waktudua setengah abad yang akan datang diperkirakan sebanyak 25%
kehidupan akan hilang daripermukaan bumi. Hal tersebut disebabkan oleh
aktivitas manusia yang mengarah padakerusakan habitat maupun pengalihan fungsi
lahan. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkankarena kita ketahui
keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai penyediabahan makanan,
obat-obatan dan berbagai komoditi lain penghasil devisa negara, jugaberperan
dalam melindungi sumber air, tanah serta berperan sebagai paru-paru dunia dan
menjaga kestabilan lingkungan (Budiman, 2004).
2
Kepunahan keanekaragaman hayati
sebagian besar karena ulah manusia.Kepunahan oleh alam, berdasarkan catatan
para ahli hanya sekitar 9% dari seluruh keanekaragamanhayati yang ada dalam
kurun waktu sejuta tahun.Saat ini, kepunahan keanekaragaman hayati di daerah
tropis akibat ulah manusia mencapai 1.000 sampai 10.000 kali laju kepunahan
yang terjadi secara alami (Alikodra dan Syaukani, 2004 dalam Widhiastuti,
2008).
Dalam mencegah berbagai masalah-
masalah negatif yang disebabkan oleh manusia atau yang lainnya tersebut perlu
adanya pemanfaatan ekologi tumbuhan di seluruh indonesia, atau penelitian hutan
– hutan, tanaman masa kini, tanaman masa lampau dan tanaman masa akan datang,
itu perlu di teliti dan di data secara statistik berupa vitalitas, prioditas
dan stratifikasi.
Dalam ilmu vegetasi telah
dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat
membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.Dalam hal
ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan
dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan
berbagai kendala yang ada.
Vegetasi sebagai salah satu komponen
dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta
lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus
di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan
dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di
karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan
struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi
secara umum.
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi
jenis-jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna) di Hutan Marapi
3
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Vegetasi
Vegetasi merupakan unsur yang
dominan yang mampu berfungsi sebagai pembentuk ruang, pengendalian suhu udara,
memperbaiki kondisi tanah dan sebagainya. Vegetasi dapat menghadirkan estetika
tertentu yang alamiah dari garis, bentuk, warna, dan tekstur yang ada dari
tajuk, daun, batang, cabang, kulit batang, akar, bunga, buah maupun aroma yang
ditimbulkan dari daun, bunga maupun buahnya (Rochman, 2005).
Kimball (2005) menyatakan bahwa hutan hujan tropis mencapai perkembangan sepenuhnya pada bagian belahan bumi sebelah barat dan mencapai perkembangan sepenuhnya di bagian tengah dan selatan,sangat beragam spesiesnya. Disana, jarang dijumpai dua pohon dari spesies yang sama tumbuh berdekatan.vegetasinya sedemikian rapat sehingga cahaya sangat sedikit yang sampai ke dasar hutan.
Kimball (2005) menyatakan bahwa hutan hujan tropis mencapai perkembangan sepenuhnya pada bagian belahan bumi sebelah barat dan mencapai perkembangan sepenuhnya di bagian tengah dan selatan,sangat beragam spesiesnya. Disana, jarang dijumpai dua pohon dari spesies yang sama tumbuh berdekatan.vegetasinya sedemikian rapat sehingga cahaya sangat sedikit yang sampai ke dasar hutan.
Wilayah hutan hujan tropis mencakup
± 30% dari luas permukaan bumi dan terdapat mulai dari Amerika Selatan, bagian
tengah dari benua Afrika, sebagian anak benua India, sebagian besar wilayah
Asia Selatan dan wilayah Asia Tenggra, gugusan kepulauan di samudra Pasifik,
dan sebagian kecil wilayah Australia. Pada umumnya wilayah hutan hujan tropis
dicirikan oleh adanya 2 musim dengan perbedaan yang jelas, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Ciri lainnya adalah suhu dan kelembaban udara yang
tinggi, demikian juga dengan curah hujan, sedangkan hujan merata sepanjang
tahun (Ewusie, 1980).
Menurut Soedjiran et all (1993) hutan hujan tropis
(tropical rain forest) terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan
yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, seperti di Amerika tengah dan
selatan, Asia tenggara, Indonesia dan Australia timur laut. Dalam hutan ini
pohon-pohonnya tinggi dan pada umumnya berdaun lebar dan selalu hijau, jumlah
jenis besar. Sering terdapat paku-paku pohon, tanaman merambat berkayu liana
yang sering dapat mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi dan epifit. Hutan ini
kaya akan jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata.
4
Analisis vegetasi hutan merupakan
studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan. Kegiatan analisis vegetasi
pada dasarnya ada dua macam, yaitu metode dengan petak dan tanpa petak. Salah
satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara metode
jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan)
dalam kegiatan-kegiatan penelitian di bidang ekologi hutan seperti halnya pada
bidang-bidang ilmu lainnya yang bersangkut paut dengan Sumber Daya Alam
(Latifah, 2005).
2.2 Struktur Vegetasi
Struktur vegetasi merupakan susunan
anggota komunitas vegetasi pada suatu area yang dapat dinilai dari tingkat
densitas (kerapatan) individu dan diversitas (keanekaragaman) jenis. Komposisi
dan struktur suatu vegetasi merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti :
flora setempat, habitat, (iklim,tanah dan lain-lain), waktu dan kesempatan.
Komposisi dan struktur vegetasi tumbuhan tidak dapat dilepaskan dari pentingnya
mengetahui air tanah dan ketersediaan air tanah bagi tumbuhan di sekitarnya.
Ketersediaan air dalam tanah ditentukan oleh kemampuan partikel tanah memegang
air. Air tanah adalah air yang bergerak
dalam tanah yang terdapat dalam ruang-ruang antar butir tanah yang
membentuknya.
Air tanah dapat dibedakan menjadi
dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal terdapat
pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembentukan
tanaman. Melalui profil, kedalaman air dapat diduga berdasarkan tinggi, maka
air tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim
atau faktor lingkungan luar lainnya. Kedalaman muka air tanah yang dimaksud
adalah kedalaman muka priotik yaitu kedalaman muka air tanah sumur-sumur gali
yang ada (Kusumawati, 2008).
5
Penyelamatan fungsi hutan dan
perlindunganya sudah saatnya menjadi tumpuan harapan bagi kelangsungan jasa
produksi ataupun lingkungan untuk menjawab kebutuhan mahkluk hidup Mengingat
tinggi dan pentingya nilai hutan, maka upaya pelestarian hutan wajib dilakukan
apapapun konsekuensi yang harus dihadapi, karena sebetulnya peningkatan
produktivitas dan pelestarian serta perlindungan hutan sebenarnya mempunyai
tujuan jangka panjang. Produktivitas tegakan ataupun ekosistem hutan Perlindungan
dan aspek kesehatan hutan sebagai mata rantai pemeliharaan (Marsono, 2004).
Perlindungan dan aspek kesehatan
hutan sebagai mata rantai pemeliharaan atau pembinaan hutan harus merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam satu kesatuan pengelolaan hutan dalam rangka
melindungi hutan berikut komponen yang ada didalamnya dari berbagai macam
faktor penyebab kerusakan. Hutan jika ditinjau dari aspek kesehatannya terbagi
atas tiga komponen yakni dari sisi pemanfaatan yakni pada tegakkan hutan,
lingkungan yakni terhadap sebuah komunitas dan kesehatan ekosistem yang lebih
menjurus pada landscape (Marsono, 2004).
2.3.Hutan
Marapi
Marapi merupakan sebuah gunung
berapi yang terletak diantara wilayah Kabupaten Agam,Kabupaten Tanah Datar dan
Kota Madya Padang Panjang, Sumatera Barat., di pulauSumatera, Indonesia, iaitu
berhampiran bandar Bukittinggi. Ketinggian gunung ini 2,891 meter dan luas
kawasan Kabupaten Agam adalah 9600 m sedangkan Kabupaten Tanah Datar adalah
5600 m.Hutan ini tergolong Hutan Gunung yang berada di Gunung Marapi,gunung ini
tergolong sebagai gunung yang paling aktif di Sumatra.
Gunung Marapi mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Marapi mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Deskripsi
lokasi
Hutan Marapi berada diantara wilayah
Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Madya Padang Panjang, Sumatera
Barat. Luas kawasan Kabupaten Agam adalah 9600 m sedangkan Kabupaten Tanah
Datar adalah 5600 m.
3.2 Waktu dan
Tempat
Praktikum mata kuliah
pengantar ilmu kehutanan ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Kamis,7
November 2013
Waktu : 11.00 Wib
Tempat : Gunung Marapi di Kabupaten Agam,Kabupaten
Tanah Datar Kota
Madya Padang
Panjang,Sumatera Barat,Indonesia.
3.3 Alat dan
Bahan
·
Buku
·
Pena
·
Pensil
·
Meteran
·
Pisau
3.3. Cara Kerja
1.
Mengidentifikasikan
jenis , jumlah serta mengukur diameter ( DBH) dan tinggi untuk tingkat tiang batang,bentuk
daun,kulit batang pada pohon. Pertama-tama diukur diameter pohon,tinggi
dengan cara mengukur dengan meteran.Setelah itu mengidentifikasikan daun dan
kulit pada pohon tersebut.
2.
mengidentifikasikan
jenis dan habitat hewan.
7
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1.Hasil
1. Tumbuhan(flora)
a.
Nama
pohon : Pinus (Pinus mercusii)
Tinggi : ±12 m
Diameter : 163 m
Bentuk
Daun : Jarum (Aciculuar)
Kulit
Batang : Berlekah
b. Nama Pohon : Bayur (Pterospermum javanicum
Tinggi : ±10 m
Diameter : 151 m
Bentuk
Daun : Bulat Lonjong (Oval)
Kulit
Batang : Licin
2.
Hewan (fauna)
a.
Nama Hewan : Monyet (Macaca fascicularis)
Warna : Hitam Ekor
panjang
Habitat : Pepohonan
sekitar kawasan Hutan Marapi.
b.
Nama Hewan : Kupu-Kupu (Rhopalocera)
Warna : kuning
Habitat : Semak dan
pepohonan sekitar kawasan Hutan
Marapi.
c.
Nama Hewan : Laba-laba (Araneus
diadematus)
Warna : Hitam
Habitat : Semak dan
pepohonan sekitar kawasan Hutan Marapi.
d.
Nama Hewan : Pacet (Haemodipsa Zeylanica)
Warna : Hitam
kecoklatan.
Habitat : Tanah dan
didaun.
8
4.2.Analisis
Marapi merupakan
sebuah gunung berapi yang terletak diantara wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten
Tanah Datar dan Kota Madya Padang Panjang, Sumatera Barat, di pulau Sumatera,
Indonesia, yaitu
berhampiran bandar Bukittinggi. Ketinggian gunung ini 2,891 meter dan luas
kawasan Kabupaten Agam adalah 9600 m sedangkan Kabupaten Tanah Datar adalah
5600 m. Hutan ini
tergolong Hutan Gunung yang berada di Gunung Marapi, gunung ini
tergolong sebagai gunung yang paling aktif di Sumatera.
Gunung Marapi mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Gunung Marapi mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Pada tanggal 7 November 2013 tepatnya Pukul 09:30 Wib,tim
penulis tiba di pos pemantau KSDA Gunung Marapi.Setelah istirahat
sejenak,pendakianpun dimulai pada Pukul 10:10 Wib dengan dilepaskan oleh Kepala BKSDA, Kapolsek,Kepala Kodim, dan Pak Camat Koto Baru, Padang Panjang berserta jajarannya.
Dari pos pemantau, perjalanan dari
Km 1 menuju ke-Km 2,selanjutnya mulai masuk ke dalam hutan pinus, menyeberangi jembatan
bambu menuju pesanggrahan di ketinggian 1550 Mdpl. Medan yang dilalui masih
landai dengan jarak tempuh hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Dari
pesanggrahan kemudian perjalanan dilanjutkan menuju cadas di ketinggian 2500
mdpl. Waktu tempuh pendakian dapat memakan waktu sekitar empat jam, melewati
medan yang mulai menanjak dengan vegetasi hutan primer dan sekunder. Dan Tim
Penulis menemukan tumbuhan semak-semak, paku-pakuan, pepohonan
seperti bayur, pinus,dan sebagainya dan fauna
berupa monyet (Macacafascicularis), kupu-kupu (Rhopalocera), laba-laba
(Araneus diadematus),dan pacet (Haemodipsa
Zeylanica).Cara kerjanya:
1.
Mengidentifikasikan
jenis , jumlah serta mengukur diameter ( DBH) dan tinggi untuk tingkat pohon, tiang dan
pancang. Menganalisa ,bentuk daun, kulit batang pada pohon. Pertama-tama diukur diameter pohon,tinggi dengan cara
mengukur dengan meteran.Setelah itu
mengidentifikasikan daun dan kulit pada pohon tersebut.
9
2.
Setelah di dapatkan data yang
diharapkan pengamat memasukkan data dalam tabel pengamatan.
3.
Jika tidak diketahui jenis spesies
maka pengamat meminta bantuan dari tim BKSDA untuk menerangkannya, atau
bertanya kepada penduduk local yang ikut serta kegiatan aksi bersih gunung
tersebut.
Sempainya di Km 3 Tim penulis
diperintahkan untuk kembali ke pos pemantau oleh petugas BKSDA, mengingat gunung marapi sedang waspada dan cuaca tidak mendukung.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pemaparan mengenai praktikum pengantar ilmu
kehutanan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Jenis hutan yang berada di gunung
marapi bagian bawah atau yang berada di KM 1-2 adalah hutan homogen, jenis yang
dominan adalah dari jenis pinus.
2.
Kawasan
Hutan Gunung Marapi seluas 5600 m untuk wilayah Tanah Datar sedangkan 9600 m untuk wilayah Kabupaten Agam.
3.
Intergrasi
dan koordinasi dalam penegmbangan kawasan dan konservasi ini tidak begitu banyak dilakukan tapi telah berusaha
untuk melakukannya.
4.
Pengelolaan
kawasan konservasi telahb direncanakan dengan rencana jangka panjang menengah dalam pengelolaan kawasan.
5.2 Saran
1.
Penulis
mengharapkan untuk melakukan kajian-kajian dan penelitian terus menerus tentang Potensi yang ada untuk dapat
dikembangkan serta dimanfaatkan bagi masyarakat banyak.
2.
Hasil pengamatan hutan Marapi yang telah dilakukan
diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pada peneliti berikutnya pada umumnya. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini dan semoga laporan studi vegetasi
hutan ini dapat diapresiasi. Amin. Marilah kita senantiasa mulai menyayangi
diri sendiri yang
dapat dimulai dengan menyayangi hutan di Indonesia. Salam konservasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahcyber.blogspot.com/LAPORAN PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN HAYATI
Kimball. J.W. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, Erlangga,Wibesite Internet
Rochman. 2005. Biologi. Bandung : CV. Pustaka Mulia, Wibesite Internet
http://pknckualakangsar.blogspot.com/2013/11/gunung-merapi-2891m-sumatera-barat.html/ pusat kokurikulum negeri perak ,diakses:
Kimball. J.W. 2005. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, Erlangga,Wibesite Internet
Rochman. 2005. Biologi. Bandung : CV. Pustaka Mulia, Wibesite Internet
http://pknckualakangsar.blogspot.com/2013/11/gunung-merapi-2891m-sumatera-barat.html/ pusat kokurikulum negeri perak ,diakses:
12